Diet

Prediksi Tren Diet 2026 Lebih Fleksibel Sehat Mudah Dijalani

Prediksi Tren Diet 2026 Lebih Fleksibel Sehat Mudah Dijalani
Prediksi Tren Diet 2026 Lebih Fleksibel Sehat Mudah Dijalani

JAKARTA - Pendekatan diet ketat dengan banyak larangan diperkirakan mulai ditinggalkan. 

Setelah beberapa tahun pola makan populer identik dengan aturan kaku dan target ekstrem, arah tren pada 2026 justru bergerak ke gaya hidup yang lebih realistis.

Para pakar gizi menilai masyarakat mulai mencari pola makan yang sehat namun tetap ramah bagi kehidupan sehari-hari. Fokusnya bukan lagi sekadar angka di timbangan, melainkan keberlanjutan, kenyamanan, dan dampak jangka panjang bagi kesehatan tubuh.

Dikutip dari BBC Good Food pada Minggu, 28 Desember 2025, sejumlah ahli nutrisi merangkum berbagai tren gaya hidup sehat yang diprediksi akan berkembang sepanjang 2026. Pergeseran ini mencerminkan perubahan cara pandang masyarakat terhadap makanan dan kesehatan.

Perubahan tren tersebut juga dipengaruhi oleh meningkatnya kesadaran tentang kesehatan pencernaan, keseimbangan mental, serta hubungan yang lebih sehat dengan makanan. Diet tak lagi dianggap sebagai beban, tetapi sebagai bagian dari gaya hidup.

Serat Mulai Menjadi Sorotan Utama Pola Makan

Jika dalam beberapa tahun terakhir protein menjadi fokus utama banyak program diet, pada 2026 perhatian diprediksi bergeser ke serat. Kesadaran tentang pentingnya kesehatan pencernaan mendorong perubahan ini.

Ahli nutrisi dari Dietitian UK, Priya Tew, menyebut masyarakat kini semakin memahami peran serat sebagai prebiotik. Serat membantu memberi makan bakteri baik di usus yang berperan penting bagi sistem imun dan metabolisme.

Penelitian dalam jurnal The Lancet menunjukkan konsumsi serat tinggi berkaitan dengan penurunan risiko penyakit jantung, diabetes tipe 2, hingga kanker. Fakta ilmiah ini memperkuat posisi serat dalam pola makan modern.

Perubahan kecil dinilai sudah cukup memberi dampak. Menambahkan biji chia ke dalam oat, memperbanyak sayuran, atau mengganti nasi putih dengan kacang-kacangan menjadi langkah sederhana yang mudah diterapkan.

Pola Hidup Sadar Tanpa Alkohol Semakin Diterima

Tren hidup tanpa alkohol diperkirakan semakin meluas di berbagai kalangan. Pilihan untuk tidak mengonsumsi alkohol kini tidak lagi dipandang aneh atau mendapat stigma negatif.

Ahli gizi bersertifikat Amanda Ursell mencatat fenomena sober shaming mulai menurun, khususnya di negara-negara Barat. Kesadaran akan dampak alkohol terhadap kesehatan fisik dan mental semakin meningkat.

Industri minuman juga ikut beradaptasi dengan menghadirkan produk non-alkohol yang lebih beragam dan berkualitas. Pilihan ini membuat gaya hidup tanpa alkohol terasa lebih inklusif dan mudah dijalani.

Di Inggris, hampir 60 persen Gen Z mengaku tidak mengonsumsi alkohol dalam setahun terakhir. Selain membantu kualitas tidur, mengurangi alkohol juga berdampak pada tekanan darah yang lebih stabil dan lingkar pinggang yang lebih terkontrol.

Kesadaran Tubuh Menggantikan Hitung Kalori

Ketergantungan pada aplikasi penghitung kalori diprediksi mulai berkurang pada 2026. Banyak ahli menilai metode tersebut sering memicu kecemasan dan hubungan tidak sehat dengan makanan.

Ahli diet Jennifer Low mengatakan fokus berlebihan pada angka justru membuat seseorang mengabaikan sinyal alami dari tubuh. Padahal, tubuh memiliki mekanisme alami untuk memberi tahu kapan lapar dan kenyang.

Pendekatan interoception, yaitu kemampuan mengenali sinyal tubuh sendiri, diperkirakan akan semakin populer. Dengan makan perlahan dan penuh kesadaran, keputusan makanan bisa lebih seimbang.

Pendekatan ini membantu seseorang menikmati makanan tanpa rasa bersalah. Pola makan pun menjadi lebih fleksibel dan berkelanjutan tanpa tekanan target harian yang kaku.

Makanan Nabati Alami dan Padat Nutrisi Jadi Andalan

Kacang-kacangan diprediksi menjadi sumber protein favorit pada 2026. Selain terjangkau di tengah tekanan ekonomi, bahan ini juga ramah lingkungan dan mendukung kesehatan usus.

Kepala klinis Oviva, Lucy Jones, menyebut konsumsi sekitar 50 gram kacang per hari dikaitkan dengan penurunan risiko kematian dini hingga enam persen. Tips sederhana seperti membilas kacang kalengan dapat membantu mencegah perut kembung.

Di sisi lain, fokus pada makanan padat nutrisi juga semakin menguat. Ahli nutrisi Bridget Benelam dari British Nutrition Foundation menilai diet ke depan tidak hanya soal menurunkan berat badan.

“Menjadikan makanan padat nutrisi sebagai landasan diet membantu untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan, jadi tak cuma penurunan berat badan,” kata Bridget.

Pendekatan nabati pun berlanjut dengan cara yang lebih bijak. Konsumen mulai meninggalkan produk ultra-olahan dan beralih ke sumber alami seperti tahu, tempe, kacang-kacangan, dan biji-bijian, dengan tetap cermat membaca label kandungan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index